Teknik LIFTS untuk Fistula Ani

Teknik LIFTS untuk Fistula Ani

SOROTAN:

  • Anda perlu menemui dokter untuk mendapat diagnosis dan pengobatan jika mengalami nyeri anal yang berlangsung selama beberapa hari, rasa sakit yang parah saat mengejan atau buang air besar, keluarnya darah atau nanah dari abses di area perianal, rasa gatal di sekitar anus, atau peradangan, nyeri, pembengkakan, kemerahan, atau rasa panas di kulit area anus.
  • Jika tidak diobati dan muncul gejala kronis, abses perianal dapat berkembang menjadi fistula ani.
  • Operasi fistula ani menggunakan teknik LIFTS khusus memiliki tingkat keberhasilan (tingkat penyembuhan fistula) hingga 97% bahkan setelah satu perawatan bedah saja.

Abses perianal adalah rongga terinfeksi berisi nanah yang muncul di area sekitar anus atau rektum.  Fistula ani adalah saluran atau lubang kecil yang menghubungkan kelenjar yang terinfeksi di saluran anus ke lubang pada kulit di sekitar anus. Jika tidak diobati hingga muncul gejala kronis, abses perianal dapat berkembang menjadi fistula ani. (Gambar 1)

Teknik LIFTS untuk Fistula Ani

Dari gambar

  • Abses perianal terlihat pada titik D. Abses yang ditemukan di titik lain seperti A, B, dan C, adalah abses berjenis sama, tetapi tidak terjadi di area perianal di sekitar anus.
  • Fistula ani ditemukan di area bernomor 1,2,3,4.

Dikutip dari  https://link.springer.com/article/10.1007/s11605-012-2126-9

 

Penyebab abses perianal dan fistula ani

Kelenjar anal yang berjumlah sekitar 6-14 tersebar di sepanjang kanal anal. Ketika kelenjar ini tersumbat atau terinfeksi karena alasan apa pun, seperti sering buang air besar, sembelit, atau sering diare, atau karena penyumbatan akibat kotoran atau benda asing, hal ini dapat menyebabkan abses perianal.

Jika pengobatan abses perianal tidak segera dilakukan, abses dapat pecah dan keluar melalui kulit di daerah anus (titik D dalam gambar) dan dapat mengakibatkan fistula ani kronis (titik 1, 2, 3, 4 dalam gambar). Namun, sekalipun pengobatan dilakukan, masih ada 10-50% kemungkinan terbentuknya fistula ani, tergantung pada kondisi fisik individu. Karena anatomi anal yang kompleks, gejala abses perianal dan fistula ani dapat bervariasi untuk setiap pasien. Oleh karena itu, sebaiknya pasien tidak menunda diagnosis dan pengobatan dari spesialis bedah kolorektal untuk hasil pengobatan terbaik.     

Gejala abnormal yang membutuhkan perhatian medis segera

  1. Nyeri anal yang berlangsung selama beberapa hari
  2. Rasa sakit yang paraj saat mengejan atau buang air besar
  3. Keluarnya darah atau nanah dari abses di area perianal dan pantat, dengan gejala yang datang dan pergi
  4. Gatal di sekitar anus, atau peradangan, nyeri, bengkak, kemerahan, dan sensasi panas di kulit area anus
  5. Anda mungkin demam atau tidak.

Diagnosis abses perianal dan fistula ani

Dokter bedah kolorektal dapat mendiagnosis abses perianal dan fistula ani  ani dengan meninjau riwayat pasien secara saksama dan melakukan pemeriksaan fisik pasien. Namun, untuk sejumlah kecil kasus seperti pada pasien yang telah menjalani beberapa operasi fistula ani, pemeriksaan tambahan mungkin diperlukan menggunakan alat yang lebih khusus, seperti USG endorektal atau Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI), untuk diagnosis dan perencanaan perawatan lebih lanjut.

Meskipun dokter bedah umum dapat mendiagnosis dan melakukan prosedur bedah untuk mengobati fistula ani, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis usus besar dan rektum jika ingin mendapatkan diagnosis dan perawatan yang paling tepat. Dokter spesialis tersebut memiliki pengalaman bedah yang paling menyeluruh di bidang ini, dan akan memiliki pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang semua aspek fistula ani, sehingga dapat membuat rencana perawatan yang efisien.

Perawatan abses perianal

Untuk pengobatan abses perianal, dokter harus memotong serta mengeluarkan abses secara hati-hati dan presisi agar tidak merusak sfingter anal dan menghindari inkontinensia tinja. Pembedahan harus dilakukan oleh  dokter bedah spesialis kolorektal  untuk meningkatkan peluang pemulihan, mengurangi risiko inkontinensia tinja, dan meminimalkan risiko komplikasi dari perawatan. 

Perawatan fistula ani

Di masa lalu, operasi tradisional dilakukan dengan membuat potongan kecil di sfingter anal untuk mengeluarkan nanah dari rongga. Namun, metode ini memiliki potensi efek samping—pasien mungkin mengalami inkontinensia tinja setelah operasi. Saat ini sudah ada pengobatan baru yang disebut LIFTS (Ligasi Bedah Saluran Fistula Intersfingter). LIFTS menggunakan teknik bedah baru yang mengurangi kerusakan pada sfingter anal dan meningkatkan tingkat pemulihan.  Metode sebelumnya yang digunakan dalam operasi tradisional hanya memberikan peluang pemulihan 30-60% dan berisiko tinggi menyebabkan kerusakan pada otot sfingter anal. Dengan operasi LIFTS, dokter bedah akan menggunakan jahitan yang dapat diserap kulit sehingga pasien tidak perlu kontrol untuk melepas benang jahitan. Selama masa pemulihan, pasien tidak perlu melakukan sitz bath (merendam pantat dalam air hangat) seperti yang diperlukan pada metode lama. Selain itu, nyeri pascabedah sangat berkurang, sehingga pasien untuk berjalan normal 1-2 hari setelah operasi.

Klasifikasi jenis fistula ani

Klasifikasi jenis fistula ani  penting dalam menentukan pengobatan yang paling tepat dan dibagi menjadi 4 jenis utama sesuai dengan klasifikasi Park. (Gambar 2)


Dikutip dari (Klik)

  1. Fistula intersfingter  (area bertanda biru): Ini adalah jenis fistula ani yang paling umum. Fistula ini dimulai dengan infeksi pada kelenjar sekresi lendir di saluran anus yang kemudian menjadi abses di ruang intersfingterik (antara sfingter anal internal dan eksternal). Jika infeksi dan nanah bergerak ke bawah menuju bukaan anus, akan terbentuk fistula di area ini, yang umumnya cukup mudah ditemukan dan diidentifikasi oleh dokter.   
    Dengan teknik LIFTS (lLigasi Bedah Saluran Fistula Intersfingter), dokter akan melakukan pembagian dan ligasi dari saluran fistula menggunakan jahitan yang dapat diserap. (Pada gambar di bawah ini, a dan b menunjukkan sebelum dan sesudah prosedur. Perhatikan tanda panah yang menunjukkan titik pembagian dan ligasi saluran.)

    Dikutip dari  (Klik)
    Demo video  (Klik)
  2. Fistula transfingterik  (area bertanda kuning): Ini adalah jenis fistula yang paling umum kedua. Pada jenis ini, saluran yang terinfeksi melewati sfingter internal dan sfingter eksternal sebelum menembus kulit perianal atau perineum. Operasi untuk jenis fistula ini cukup sulit.

  3. Fistula suprasfingterik  (area bertanda hijau): Jenis fistula ini relatif jarang terjadi. Fistula ini melewati bukaan internal ke ruang intersfingter dan mengarah ke atas terlebih dahulu sebelum memanjang ke bawah, kemudian menembus kulit perianal.    

  4. Fistula ekstrasfingterik (area bertanda oranye): Jenis fistula ini jarang ditemukan. Fistula ini menembus sfingter internal dan eksternal, naik ke atas seperti pada tipe 3, dan kemudian menembus ke rektum.

Pengalaman operasi fistula ani dokter kami (Klik untuk melihat teks di bawah)

Tentang Dr. Pornthep Prathanvanich, M.D., FRCST, FACS, FASMBS

Dr. Pornthep Prathanvanich mengambil spesialisasi operasi laparoskopi dan invasif minimal, termasuk operasi kolorektal, operasi hernia laparoskopi, operasi usus buntu, operasi gastrointestinal dan perut, serta operasi laparoskopi untuk obesitas.

  • Lebih dari 10 tahun pengalaman operasi laparoskopi
  • Juga telah melakukan lebih dari 1.000 operasi untuk wasir, fistula ani, kanker usus besar, operasi laparoskopi hernia dan usus buntu.
  • Telah melakukan lebih dari 700 operasi perbaikan hernia laparoskopi
  • Lebih dari 5 tahun pengalaman dalam operasi laparoskopi 3D dan operasi yang dibantu robot di Amerika Serikat
  • Anggota dewan Asosiasi Bedah Laparoskopi Thailand dan Asosiasi Operasi Hernia Thailand
  • Anggota dari American Society for Metabolic and Bariatric Surgery

 

Skor rating

Sudah mempunyai akun?