Fistula ani adalah kondisi yang tidak terlalu dikenal oleh kebanyakan orang. Faktanya, penyakit ini dapat terjadi pada pasien dari segala usia dan jenis kelamin dan cukup sering ditemukan, tidak kalah sering dibandingkan dengan gangguan usus dan rektum lainnya. Karena fistula ani terjadi di pantat dan dekat anus, pasien sering merasa malu atau enggan untuk menemui dokter, bahkan ketika mereka mengalami gejala atau menderita karena kondisi tersebut. Namun, jika tidak diobati, gejala yang dialami dapat menjadi lebih kronis atau serius, membuatnya lebih sulit bagi dokter untuk mengobatinya dan sering menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Fistula ani disebabkan oleh infeksi kronis di area anus. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai saluran sempit yang menghubungkan bukaan eksternal di kulit dekat anus dengan bukaan internal di kanal anus. Fistula ani dapat terjadi di sekitar anus dan pantat, dan umumnya terlihat seperti benjolan merah yang bengkak dan sering kali berisi nanah. Fistula ani dapat digolongkan menjadi 2 jenis utama:
Fistula ani disebabkan oleh peradangan, penyumbatan, dan infeksi bakteri pada kelenjar anus, terkadang berasal dari usus dan masuk melalui bukaan internal di kanal anus. Seiring dengan pertumbuhan infeksi dan penyumbatan, penumpukan bakteri menyebabkan terbentuknya jaringan yang terinfeksi dan nanah di area sekitarnya. Saat terakumulasi, nanah akibat infeksi perlahan bergerak melalui lapisan otot hingga membentuk rongga penghubung antara kanal anus dan permukaan kulit dekat anus sehingga dapat mengalir, mengakibatkan terbentuknya fistula ani. Terkadang fistula adalah hasil dari abses perianal yang dikeluarkan melalui tindakan bedah.
Kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip: darah bercampur dengan tinja dan rasa nyeri di area anus. Wasir, di sisi lain, melibatkan pembengkakan pembuluh darah di anus dan area rektum yang menyebabkan benjolan lembut menonjol dari anus. Rasa nyeri mungkin terasa dari waktu ke waktu, tetapi biasanya tidak ada nanah yang keluar. Pada kasus fistula ani, biasanya terlihat seperti benjolan keras dan umumnya menyebabkan nyeri yang parah, disertai keluarnya cairan atau nanah, dan terkadang pendarahan dari area anus juga. Selain itu, wasir dapat disembuhkan dengan penyesuaian perilaku, ligasi pita karet, dan perawatan injeksi, sedangkan fistula ani memerlukan operasi yang dilakukan oleh dokter spesialis.
Fistula ani tidak sembuh dengan sendirinya dan sering kali berubah menjadi kronis. Operasi perlu dilakukan untuk mengobati dan menyembuhkan fistula ani secara efektif dengan kemungkinan kambuh yang rendah dan tanpa kemungkinan inkontinensia. Jika Anda mengalami nyeri atau keluarnya nanah di area anus, segeralah mencari pertolongan medis untuk diagnosis dan pengobatan yang paling tepat.
Untuk saat ini, tidak ada. Fistula ani hanya dapat diobati dengan pembedahan.
Ada beberapa metode bedah yang dapat digunakan, tergantung pada lokasi dan kompleksitas fistula. Namun, pada prinsipnya, operasi ini bertujuan untuk menghilangkan fistula anal sepenuhnya, mencegah kekambuhan, dan melindungi otot sfingter, karena kerusakan pada otot-otot ini dapat menyebabkan inkontinensia feses.
Fistula ani sederhana dapat diobati dengan operasi terbuka (Fistulotomi atau Fistulektomi). Dalam fistulotomi, dokter bedah membuat sayatan kecil di bukaan internal fistula untuk mengikis dan mengeluarkan semua nanah dan jaringan yang terinfeksi. Fistulektomi melibatkan pengangkatan seluruh jalur fistula. Luka akan dibiarkan sembuh secara alami, dengan jaringan baru yang tumbuh dan mengisi celah. Dibutuhkan waktu sekitar satu bulan agar jaringan ini sembuh. Fistulektomi memberikan tingkat penyembuhan sekitar 90% dengan hanya sekitar 10% kemungkinan kekambuhan. Namun, metode ini dapat menyebabkan efek samping—pasien mungkin mengalami inkontinensia feses jika dokter tidak cukup terampil dan otot sfingter terlalu banyak dipotong. Karena itu, operasi ini harus dilakukan oleh dokter yang sangat terampil dan berpengalaman.
Dalam kasus fistula yang dalam atau multi-jalur, jalur fistula tidak dapat diangkat sepenuhnya, karena akan menyebabkan terlalu banyak otot sfingter yang dipotong, sehingga mengakibatkan inkontinensia feses. Oleh karena itu, metode bedah lain diperlukan:
Dari keempat metode bedah yang disebutkan di atas, tidak ada metode yang dianggap 100% efektif. Sebaliknya, masing-masing memiliki efektivitas sekitar 60-70%; artinya, masih ada kemungkinan kekambuhan. Meski demikian, dalam semua kasus ini, hal positifnya adalah bahwa semua metode perawatan ini dapat diulangi jika tidak berhasil pada percobaan pertama, karena sfingter anus tidak akan dipotong atau dihilangkan secara berlebihan selama prosedur.
Untuk operasi fistula sederhana, hanya diperlukan rawat inap satu hari. Untuk operasi fistula kompleks, pasien harus menginap di rumah sakit selama 1-2 hari. Pasien kemudian dapat mengikuti metode perawatan mandiri pascaoperasi berikut:
A key priority for doctors will be to avoid fecal incontinence caused by the removal of too much of the sphincter muscles or cutting into them. As such, the doctor will select a surgery method that is most suitable for the patient after assessing the type of anal fistula—simple or complex, deep or shallow, etc. In addition, the expertise of the surgeon is an important consideration for this type of procedure. After the surgery is carried out, the chance of recurrence differs greatly depending on the fistula type.
Praktik pasien dan perawatan diri terhadap luka pascaoperasi adalah aspek penting dalam meminimalkan kemungkinan kekambuhan. Metode yang digunakan untuk pencegahan kekambuhan adalah:
Sebelumnya, ketika terjadi abses di pantat, pengobatan cenderung dilakukan dengan perforasi untuk mengeluarkan nanah dari abses. Namun, tidak ada pemeriksaan fisik tambahan yang dilakukan, yang berarti jika abses tersebut ditusuk, bukaan dalam dan luar masih tetap ada dan dapat berubah menjadi fistula. Kini dokter yang terampil akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu dan, jika ditemukan abses yang tidak memiliki bukaan eksternal, dokter bedah akan memeriksanya sekali lagi selama operasi untuk melihat apakah ada bukaan internal. Jika ditemukan, bukaan tersebut dapat segera dipotong untuk mencegah adanya rongga yang dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih kronis dan, pada akhirnya menjadi fistula ani.
Melayani warga internasional maupun warga lokal Thailand, Klinik Bedah di Samitivej, Bangkok mengikuti standar kualitas tertinggi. Dipimpin oleh tim dokter bedah bersertifikasi dengan pengalaman bertahun-tahun, klinik kami dengan bangga melaksanakan operasi yang aman dan efektif bagi semua yang membutuhkan. Kami mengerti bahwa menemukan dokter bedah yang tepat merupakan faktor yang sangat penting dan kami memastikan memilih hanya dokter terbaik yang bekerja dalam tim kami. Dalam komitmen kami untuk memberikan yang terbaik, yang sudah diketahui secara luas, rumah sakit kami telah menerima akreditasi bergengsi JCI, pengakuan tertinggi yang bisa diraih rumah sakit internasional.
Samitivej memiliki tim yang siap membantu dan menyediakan layanan untuk:
SEND AN INQUIRY OR SCHEDULE AN APPOINTMENT
*Wajib Diisi
ARTIKEL