HIGHLIGHTS:
Tahukah Anda bahwa di antara wanita Thailand, jumlah penderita kanker serviks menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara? Namun, kanker serviks adalah sejenis kanker yang jika ditemukan dalam sel pra-kankernya, dapat dicegah dan disembuhkan. Ini dilakukan melalui perawatan dan perhatian pada kesehatan pasien, pemeriksaan internal yang teratur, dan yang terakhir, skrining kanker HPV. Setelah selesai, skrining kanker DNA HPV dapat mengurangi kecemasan pasien soal bentuk kanker ini.
Walaupun kanker serviks khususnya disebabkan oleh virus HPV, hanya galur virus tertentu yang menyebabkan kanker. Hanya ada 15 galur yang menyebabkan kanker dari total 100 galur virus HPV, dan galur 16 dan 18 adalah yang paling berbahaya.
Setiap tahun, antara 6.000 dan 8.000 perempuan Thailand menderita kanker serviks, dan 8-10 perempuan kehilangan nyawanya karena penyakit ini setiap hari.2 Semua wanita yang telah melakukan hubungan seksual berisiko terkena kanker serviks karena hampir 100% kasus kanker serviks disebabkan oleh virus HPV yang sangat mudah menular. Selain ditularkan melalui hubungan seksual, virus juga ditularkan melalui kontak saja (kontak ini terjadi melalui pembawa yang membawa virus ke vagina). Yang mengkhawatirkan adalah bahwa setelah infeksi, virus mungkin tidak menunjukkan gejala-gejala luar seperti rasa nyeri, sakit atau segala bentuk bekas luka. Artinya, ketika para wanita mengetahui bahwa mereka mengidap virus HPV, virus itu mungkin telah bertahan selama beberapa tahun.
2 Sumber: Institut Kanker Nasional
Karena infeksi virus HPV dan sel-sel prekanker tidak menunjukkan gejala, kebanyakan orang tidak sadar bahwa mereka mengidapnya kecuali mereka menjalani skrining. Artinya, perubahan prakanker bisa jadi tidak terobati selama bertahun-tahun dan pasien baru mengetahuinya setelah mereka menderita kanker serviks. Oleh sebab itu, dengan skrining DNA HPV dan tes Pap Smear pasien dapat mengetahui keberadaan virus dan sel-sel prakanker, yang jika diobati dengan tepat, akan menghambat perkembangan kanker serviks.
Dua faktor utama yang memengaruhi perkembangan kanker serviks:
Para pria juga dapat tertular virus HPV tetapi peluang untuk mengidentifikasinya dalam tubuh mereka sangat rendah. Mereka sebenarnya hanya pembawa infeksi. Jadi skrining HPV saat ini bukan skrining wajib pada pria.
Karena perkembangan sel-sel prakanker sangat lambat dan kadang kala memakan waktu bertahun-tahun untuk benar-benar menjadi kanker, ini adalah satu-satunya produk virus yang dapat langsung diobati dan disembuhkan jika terdeteksi dari awal. Untuk alasan ini, pasien yang menderita kanker serviks biasanya adalah mereka yang tidak menjalani skrining dalam waktu yang lama, mereka yang menjalani skrining tetapi tidak mengetahui hasilnya, atau mereka yang menjalani skrining dan mengetahui adanya kelainan namun tidak menjalani pengobatan apa pun karena perubahan itu tanpa gejala. Beberapa orang bahkan percaya bahwa skirining dengan hasil yang normal sekali saja sudah cukup untuk jadi rujukan seumur hidup.
Saat melakukan tes HPV, dokter akan menempatkan alat khusus di dalam vagina dan memeriksa serviks dan vagina dengan fokus pada area serviks, yang lebih disukai virus karena di situlah sel-sel aktif bereproduksi. Virus akan mengambil alih area ini dan menyebabkan beberapa kelainan tetapi efeknya tidak signifikan dan tidak terlihat oleh mata telanjang. Gejala kelainan tidak akan muncul dengan sendirinya: perdarahan tidak terjadi dan nyeri panggul tidak timbul.
Penilaian yang disebut Pap Smear harus dilakukan secara bersamaan untuk mengidentifikasi perubahan atau kelainan dalam sel. Tes ini efektif untuk mendeteksi sel kanker atau sel yang dapat menjadi kanker. Namun, sekadar tes Pap tidak mampu mengidentifikasi virus itu sendiri dan 15-20% sinyal pra-kanker mungkin juga akan terlewatkan. Akan tetapi, inovasi teknik medis membuat evaluasi pengujian HPV bisa dilakukan dan apabila virus HPV ditemukan, kini dokter dapat mengidentifikasi galur itu dengan tepat dan menilai apakah itu berpotensi menyebabkan kanker serviks atau tidak.
Saat ini, banyak negara melakukan skrining DNA HPV sebagai bentuk standar skrining untuk kanker serviks. Pasien yang mendapatkan hasil negatif tidak terinfeksi galur virus yang menyebabkan kanker serviks dan tidak perlu menjalani skrining lagi sampai 3 tahun setelahnya, dan selama waktu itu, observasi tidak diperlukan karena kanker tidak mungkin berkembang dalam 3 tahun. Setelah 3 tahun berlalu dan waktu skrining tiba, setiap kelainan yang mungkin ditemukan adalah gangguan kecil dan bisa diobati sampai tuntas. Menurut prosedur, tes Pap Smear dan pemeriksaan panggul sebaiknya dilakukan setiap tahun, sedangkan Tes HPV tidak diperlukan sesering itu.
PAKET
ARTIKEL