“Anak-anak yang menderita skoliosis memiliki kesempatan untuk menerima perawatan dan tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat dan sehat.” Ujar Professor Emeritus “Charoen Chotigavanich, M.D.” ,F.A.C.S., Ahli Bedah Ortopedi di Samitivej Srinakarin Hospital dan President Asia Pacific Orthopedics Association
|
Tidak seperti demam, yang menghasilkan gejala-gejala yang terlihat jelas, anak-anak dengan skoliosis (tulang belakang melengkung) pada umumnya tidak menunjukkan gejala apapun kecuali lekukan tulang belakang yang parah. Skoliosis bisa ditemukan pada bayi baru lahir hingga remaja, walaupun jauh lebih umumnya ditemukan pada remaja. Meskipun terdapat banyak penyebab skoliosis pada remaja, asal tepat kondisi ini tidak diketahui pada 80% dari pasien. Kecenderungan genetik mampu memberikan kontribusi yang menurunkan penyakitnya kepada keluarganya, jadi seorang anak mampu mempunyai kakak atau adik yang memiliki kondisi tersebut. Pada beberapa keluarga, anak tunggal bisa ditemukan skoliosis bawaan. Menurut temuan pada penelitian, skoliosis membutuhkan pengobatan pada 1 dari 10,000 anak-anak Thailand. Namun, terdapat pula banyak anak dengan skoliosis ringan yang tidak membutuhkan pengobatan. Pada masa ini, kondisi lebih banyak ditemukan pada anak-anak karena para orang tua lebih memperhatikan mereka, dan juga dengan meningkatnya jumlah spesialis orthopedi yang mampu mendeteksi kelainan lebih cepat.
Penyebab pada kasus ini umumnya tidak diketahui, namun bisa dihubungkan dengan hormon yang mengontrol sistem saraf, yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan, dimana menyebabkan melengkungnya tulang belakang. Tipe skoliosis ini terjadi pada sekitar 80% dari kasus. Hal ini dikategorikan menjadi 3 kelompok umur:
Hal ini mungkin disebabkan oleh obat yang dikonsumsi oleh ibu selama masa kehamilan. Ini merupakan hasil dari kelainan tulang seperti ketidakseimbangan dalam pertumbuhan tulang belakang. Kurva Skoliosis tersebut dapat memperburuk dengan cepat dimana memerlukan perhatian medis, karena jika keadaan semakin memburuk, dapat menyebabkan kelumpuhan.
Orang tua dapat memeriksa tulang belakang anak untuk melihat apakah mereka memiliki tanda-tanda skoliosis. Pemeriksaan tersebut membutuhkan anak berdiri tegak untuk melihat apakah terdapat kelengkungan pada tulang belakang. Selanjutnya, minta anak untuk membungkungkan badannya ke depan dengan tangan menyentuh lantai dan periksa apakah terdapat kelengkungan pada tulang belakang. Jika tulang belakang tampak lurus, maka hal tersebut adalah normal. Namun, orang tua dianjurkan mencari perhatian medis untuk diagnosis dan menindaklanjuti apakah gejala akan memburuk dari waktu ke waktu yang berupa hal-hal sebagi berikut:
Scoliosis pada masa remaja yang tidak terobati akan menjadi semakin buruk dan menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan seperti tubuh yang miring, bahu menurun, garis pinggang yang miring, cacat fisik, nyeri punggung, masalah pernapasan, pneumonia, infeksi paru-paru, dan menyebabkan jantung bekerja terlalu keras sehingga mengakibatkan gagal jantung.
Selain mencari kondisi abnormal, dokter akan memeriksa sistem saraf. Tes radiografi mungkin diperlukan untuk diagnosis dan evaluasi lebih rinci sehingga dapat menentukan beratnya penyakit dan menilai usia tulang pasien.
Persiapan dan Biaya
Skoliosis Idiofatik:
Anak-anak:
Remaja:
Paralytic scoliosis: Thoracolumbar, Kurva Lumbar > 35 derajat
Neuromuscular scoliosis: Thoracolumbar, Kurva Lumbar > 35 derajat
Neurofibromatosis: Semua Kurva > 35 derajat
Skoliosis Bawaan: Masa Anak-anak dan seterusnya
Tes Fisik Pra-Operasi:
Perkiraan Biaya: THB 750,000 hingga THB 950,000