Virus yang menyerang saluran pernapasan ini mulai mewabah di Tiongkok pada 3 Januari 2020, dan pasien yang terinfeksi akan mengalami kesulitan bernapas seperti yang dialami oleh 44 pasien di Kota Wuhan, Provinsi Hubei; dengan 11 orang di antaranya dalam kondisi kritis. Wabah ini kemudian menjadi perhatian otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena kemiripannya dengan wabah SARS (severe acute respiratory syndrome), yang memakan banyak korban jiwa lebih dari satu dekade lalu.
Informasi terbaru dari berbagai kantor berita internasional menyebutkan, Komisi Kesehatan Nasional Republik Rakyat Tiongkok telah mengumumkan bahwa jumlah resmi kasus virus corona baru (COVID-2019) yang sudah dikonfirmasi di negara tersebut adalah 2.744 kejadian per tanggal 26 Januari 2020. Dari jumlah tersebut, 461 pasien dalam kondisi kritis, sedangkan 80 pasien meninggal dunia. Sekitar 51 pasien berhasil sembuh setelah mendapatkan perawatan. Selain itu, terdapat 5.794 dugaan kasus wabah ini.
17 kasus virus corona telah dikonfirmasi di Hong Kong dan Daerah Administratif Khusus Makau, serta di Taiwan (8 di Hong Kong, 5 di Makau, dan 4 di Taiwan).
Jumlah kasus yang telah dikonfirmasi di seluruh dunia berjumlah 34. Dari angka ini, 8 terjadi di Thailand (5 di antaranya telah dinyatakan sembuh), 3 di Jepang, 3 di Korea Selatan, 3 di AS, 2 di Vietnam, 4 di Singapura, 3 di Malaysia, 1 di Nepal, 3 di Prancis, dan 4 di Australia.
Wabah tahun 2019 ini adalah jenis ke-7 dari virus Corona yang dapat menular ke manusia. Meskipun kita belum tahu bagaimana awalnya manusia dapat terjangkit jenis wabah ini, ada beberapa faktor yang memungkinkan seseorang terkena penyakit ini, termasuk kontak dengan pasien yang terinfeksi atau dengan permukaan yang terkontaminasi cairan tubuh, saliva, dan dahak pasien yang terinfeksi. Selain itu, virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, termasuk melalui hidung, mulut, dan mata. Virus ini juga dapat menyebar melalui batuk, bersin, dan polusi udara seperti yang ditemukan dalam PM2.5.