Masalah tiroid umum ditemukan pada wanita muda. Namun, operasi dapat meninggalkan bekas luka di leher yang mengganggu. Masalah tersebut telah teratasi dengan adanya teknik bedah baru, yaitu bedah tiroid yang tidak meninggalkan bekas luka. Prosedur ini dilakukan melalui bagian mulut pasien dan ahli bedah Thailand kami telah dikenal oleh dunia karena keahlian ini.
Tiroid ada kelenjar berbentuk kupu-kupu yang berada di bagian depan leher, di bawah jakun, dan dekat dengan trakea dengan dua sisi lobus. Tiroid memproduksi hormon yang memengaruhi metabolisme, suhu badan, pertumbuhan, dan perkembangan.
Kelainan pada tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya yodium atau malafungsi hormon tiroid seperti produksi hormon tiroid yang berlebihan atau hipertiroidisme, serta hipotiroidisme atau kondisi produksi hormon yang rendah. Kondisi dapat diatasi dengan obat-obatan, yodium radioaktif, atau operasi bedah. Kelainan pada tiroid lainnya dapat disebabkan oleh anatomi tubuh, termasuk gumpalan atau benjolan. Kemungkinan terdapat tumor yang tidak bersifat kanker atau dapat menjadi kanker di masa mendatang, atau kelenjar tiroid tersebut dapat membesar tanpa adanya benjolan.
Penanganan tiroid bergantung pada indikasi dan kondisi setiap pasien. Penanganan hipertiroidisme biasanya dimulai dengan obat-obatan dan yodium radioaktif. Di sebagian besar kasus, kelenjar tiroid yang membesar diangkat melalui operasi bedah, jika obat-obatan tidak menyusutkannya, karena jika kelenjar tiroid ini tidak segera ditangani, tiroid dapat menjadi kanker (meskipun peluangnya kecil). Dalam beberapa kasus, operasi bedah dilakukan dengan alasan estetis; tetapi, penanganan dan teknik bedah yang dipilih bagi setiap pasien bergantung pada diagnosis dokter.
Biasanya, tiroid diatasi dengan operasi terbuka dengan insisi horizontal yang dilakukan di leher. Dalam beberapa kasus, semua kelenjar tiroid dan nodus limfa diangkat dengan cara ini. Operasi ini akan meninggalkan bekas luka horizontal yang terlihat di leher pasien. Dalam 10 tahun terakhir, teknik dengan invasif minimal telah dikembangkan. Operasi ini dilakukan dengan sayatan kecil yang dapat dilakukan di ketiak atau puting susu agar tidak meninggalkan bekas luka yang terlihat di leher. Teknik yang sering dilakukan adalah dengan sayatan kecil di ketiak; meskipun begitu, ada batasannya. Jarak antara ketiak dan kelenjar tiroid jauh sehingga mempersulit operasi, dan jika kedua bagian kelenjar tiroid perlu diambil, insisi harus dilakukan di kedua ketiak. Teknik bedah ini bukanlah pilihan yang menarik bagi semua orang karena beberapa wanita tidak menginginkan adanya insisi di ketiak mereka, karena bekasnya akan terlihat ketika mereka mengenakan pakaian tanpa lengan.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknik bedah telah dikembangkan lebih lanjut dengan menjalankan operasi melalui insisi yang dilakukan di dalam mulut, di bawah bibir bagian bawah, sehingga tidak meninggalkan bekas luka pascaoperasi di kulit. Teknik ini memerlukan keahlian dari ahli bedah dengan kemampuan tingkat tinggi. Kini, tim bedah di Rumah Sakit Umum Kepolisian Bangkok telah berhasil menjadi yang pertama menjalankan Transoral Endoscopic Thyroidectomy (TOETVA) di Thailand. Teknik ini telah disempurnakan dengan komplikasi yang sangat minim. Hasil dari TOETVA hampir sama dengan hasil dari prosedur standar. Teknik bedah ini telah diakui secara luas dan dijalankan di seluruh dunia.
Untuk menjalankan teknik bedah TET, gumpalan tidak boleh lebih besar dari enam sentimeter dan tiroid harus berfungsi normal. Operasi akan lebih sulit dilakukan apabila gumpalannya lebih besar dan peluang keberhasilan operasi menjadi lebih kecil. Jika tiroid tidak berfungsi, dokter akan menetapkan penanganan yang paling sesuai.
Sebelum operasi, pasien dapat makan dan minum seperti biasa. Namun, pasien harus berhenti mengonsumsi minyak ikan, karena hal tersebut dapat menyebabkan pendarahan berlebih serta jangan sampai terkena flu karena anestesi tidak dapat diberikan kepada pasien yang terkena flu. Selama 24 jam pertama setelah operasi, pasien dapat menyesap air serta mengonsumsi makanan lunak di hari berikutnya. Pasien harus diopname di rumah sakit selama tiga hingga empat hari untuk pengamatan dan dapat kembali pulang jika tidak terjadi komplikasi. Pasien disarankan untuk tidak batuk atau mengeluarkan dahak di tenggorokan selama masa pemulihan untuk mengurangi risiko pendarahan. Setelahnya, pasien dapat kembali menjalankan aktivitas normal mereka.
“Teknik bedah tiroid tanpa bekas luka melalui mulut berhasil secara signifikan meningkatkan kualitas hidup serta menumbuhkan rasa percaya diri pasien penderita masalah tiroid. Orang-orang kini lebih sadar akan kesehatan mereka dan jika gumpalan yang diketahui tidak terlalu besar, gumpalan tersebut dapat diangkat dengan cara yang lebih aman dan mudah tanpa meninggalkan bekas luka menggunakan teknik ini.”
ARTIKEL